Pansus Angket Kasus Bank Century

- Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century terbentuk melalui voting di DPR, Jumat malam (4 Desember), mendapat tanggapan pesimis dari sejumlah kalangan. Berikut terlampir beberapa laporan media




Anggota Pansus Hak Angket Sebaiknya Juga Berasal dari Inisiator


Rabu, 25 November 2009 | 20:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
— Inisiator hak angket atas kasus dana talangan Bank Century senilai Rp 6,7 triliun, Chandra Tirta Wijaya, yang berasal dari Fraksi PAN, mengatakan, pimpinan dan anggota pansus hak angket atas kasus Bank Century sebaiknya berasal dari para inisiator.


"Dengan demikian, anggota tidak perlu menyesuaikan diri lagi. Terlebih Undang-Undang 27/2009 tentang DPR, MPR, DPD, dan DPRD hanya memberikan waktu dua bulan. Maka itu, para anggotanya diharapkan orang super yang dapat bekerja 24 jam per hari. Kasus Bank Century jauh lebih besar dibandingkan kasus Bibit-Chandra yang ditangani Tim Delapan," ujar Chandra, Rabu (25/11) di DPR RI, Jakarta.

Chandra juga mengimbau kepada seluruh pimpinan fraksi partai politik yang ada di DPR agar memercayakan pansus hak angket atas kasus Bank Century kepada kader-kadernya yang telah menggulirkan wacana hak angket sejak beberapa waktu lalu.

Masuknya Fraksi Partai Demokrat ke dalam barisan pro hak angket dicurigai oleh sejumlah inisiator hak angket. "Waspadai penumpang gelap yang naik di tikungan terakhir. Muncul belakangan, tapi mau ambil bagian memimpin. Pasti ada hidden agenda untuk menumpulkan tujuan hak angket," ujar Andi, inisiator hak angket dari Fraksi PKS.

Sementara itu, Lili Wahid dari Fraksi PKB mengatakan, "Semoga tidak terjadi pembelokan isu hak angket dan tidak ada penggembosan." Dikhawatirkan, tujuan pansus hak angket, yang sedianya hendak mengungkap otak di balik penggelapan dana talangan, dibelokkan sebatas penggantian simpanan para deposan Bank Century. HIN


https://www.kompas.com/lipsus112009/kpkread/2009/11/25/20080357/Anggota.Pansus.Hak.Angket.Sebaiknya.Juga.Berasal.dari.Inisiator.


***

Ketua Pansus Century Ditetapkan Siang Ini

Jumat, 4 Desember 2009 | 11:02 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.COM Wahyu Satriani Ari Wulan

JAKARTA, KOMPAS.com
— Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Bank Century segera melakukan rapat untuk melakukan pemilihan ketua, Jumat (4/12) siang ini. Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, rapat ini nantinya akan dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santosa.

"Siang ini segera akan rapat yang akan dipimpin Wakil Ketua DPR. Rapat Pansus Angket Century ini untuk menentukan dan memilih Ketua Pansus," ujarnya, saat Rapat Paripurna DPR, di Gedung DPR, Jakarta.

Rapat tersebut akan digelar segera setelah rapat paripurna pagi ini selesai. Selain melakukan pemilihan dan penetapan Ketua Pansus, dalam rapat ini juga akan menetapkan program Pansus serta anggaran yang dibutuhkan untuk Hak Angket Bank Century ini.

Setelah Pansus terbentuk, terhitung mulai hari ini Pansus Hak Angket Bank Century akan bekerja selama 60 hari. Kemudian, Pansus diminta untuk melaporkan kinerjanya dalam rapat paripurna DPR.

"Maka terhitung Pansus terbentuk, masa masuk reses silakan bekerja terus. Setelah 60 hari laporkan ke paripurna. Nanti bisa distop bisa diperpanjang," ujar Marzuki Alie.

https://www.kompas.com/lipsus112009/kpkread/2009/12/04/11024938/Ketua.Pansus.Century.Ditetapkan.Siang.Ini

***



Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso (depan kedua dari kiri) berfoto bersama empat pimpinan Panitia Khusus Hak Angket Century (dari kiri), T Gayus Lumbuun (PDI-P), Idrus Marham (Partai Golkar), Mahfud Sidiq (PKS), dan Yahya Sancawirya (PD), saat rapat pemilihan dan penetapan ketua panitia khusus di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (4/12).
Sabtu, 5 Desember 2009 | 06:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah aktivis mahasiswa di Jakarta, mengkhawatirkan Pansus Angket Megaskandal Bank Century di DPR RI layu sebelum berkembang.

"Melihat munculnya beberapa politisi yang tidak berkeringat dari awal sebagai inisiator dan kini berlomba memperebutkan kursi pimpinan Panitia Khusus (Pansus) Angket Megaskandal Bank Century (BC) ini, kami malah khawatir ada gejala Pansus ini telah layu sebelum berkembang," kata Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Bambang M Fajar.

Hampir senada dengan itu, Ketua Aksi Sarinah Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Heni Lestari, menyayangkan diloloskannya para politisi tertentu oleh pimpinan Partai Politik (Parpol) untuk masuk di Pansus Angket ini.

"Karena itu, tidak ada jalan lain bagi kami semua elemen pergerakan rakyat, untuk merapatkan barisan guna melakukan aksi massal dalam rangka mengawal proses kerja Pansus tersebut," tandasnya.

Dukung Aksi Massal

Salah satu fungsionaris Presidium Persatuan Alumni (PPA) GMNI, Hanny Senewe menyatakan, jajarannya mendukung aksi massal yang dirancang berlangsung pada tanggal 9 Desember 2009 mendatang di Jakarta.

"Ini menyangkut harkat dan martabat bangsa yang sudah terlalu lama di’obok-obok’ kaum ’neo kolonialisme dan neo imperialisme’ (Nekolim) atau ’Neoliberalis’ (Neolib). Saatnya sekarang menggebrak mereka," tegasnya.

Tetapi yang lebih penting lagi, menurutnya, bagaimana menyusun strategi efektif untuk terus mendorong para anggota Pansus Angket Megaskandal BC, agar bisa bekerja secara jujur, adil, terbuka sesuai harapan rakyat.

"Dan pada giliran berikutnya, Pansus harus mampu membuka borok-borok permainan kaum nekolim dan para anteknya, sekaligus membuat keputusan untuk menuntut secara hukum para pelaku kejahatan perbankan serta finansial di Indonesia ini," tandasnya. TOF, Editor: tof. Sumber : ANT

https://www.kompas.com/read/xml/2009/12/05/0609087/hmi.khawatir.pansus.century.telah.layu

***



Gagal Ungkap Skandal, Golkar Bisa Terpuruk

Sabtu, 5 Desember 2009 | 16:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
— Tokoh senior Partai Golkar, Pinantun Hutasoit, mengingatkan kepada kadernya yang masuk dalam Panitia Angket Century di DPR agar bertindak hati-hati. Sebab, kegagalan dalam mengungkap dugaan skandal pada kasus bank tersebut bisa mempercepat terpuruknya Partai Golkar.


"Saya khawatir pelaksanaan hak angket itu gagal dan masyarakat tak terpuaskan terhadap tuntutan tersebut. Itu bisa saja terjadi jika birokrasi akan melakukan proteksi secara tertutup atau terbuka, atas kasus yang diduga melibatkan beberapa tokoh tersebut," kata Hutasoit menanggapi terpilihnya Idrus Marham sebagai Ketua Panitia Angket Kasus Bank Century.

Hak angket diusung para anggota DPR untuk mengungkap kasus Bank Century yang diduga merugikan keuangan negara sekitar Rp 6,7 triliun. Hutasoit mengatakan, terpilihnya Idrus Marham, mantan anggota Dewan Penasihat Partai Golkar ini, akan membuatnya menjadi sasaran tembak jika pelaksanaan hak angket tak memenuhi harapan publik.

"Padahal dia adalah sekjen partai, ini berimplikasi. Partai Golkar yang berasal dari Sekretariat Bersama (Sekber) Golkar bisa menjadi bulan-bulanan kemarahan rakyat dan itu bisa mempercepat kejatuhan Golkar," katanya.

Mantan Ketua DPP Golkar ini meyakini, banyak kawan-kawan kader Partai Golkar yang merasa terpanggil untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan Golkar. "Saya percaya, banyak kawan seperjuangan yang ingin menyelamatkan partai dari kemungkinan kejatuhan," katanya.

Dia mengingatkan agar Partai Golkar tidak digunakan untuk kepentingan-kepentingan pragmatis karena, jika dilakukan, maka hal itu bisa sangat mengganggu perkembangan, pembinaan, dan kelanjutan partai. "Jika itu terjadi, ada pertanyaan besar, apakah para pemimpin partai bisa membangkitkan Partai Golkar dari keberadaan politik seperti ini," katanya. TOF

https://www.kompas.com/read/xml/2009/12/05/16384772/gagal.ungkap.skandal.golkar.bisa.terpuruk

Tidak ada komentar: